Rabu, 08 Agustus 2018

Furniture Rumah : Mahoni vs Jati Belanda


Furniture rumah masih didominasi bahan kayu, paling tidak untuk saat ini. Meskipun harga kayu tiap hari naik, tetapi untuk urusan furniture rumah, masyarakat masih mengandalkan bahan kayu.
Memang ada beberapa pabrik yang sudah mulai menggantikan furniture berbahan kayu sintetis seperti plastik atau logam. Furniture sejenis ini harganya sedikit lebih murah, memiliki daya tahan yang hampir sama dengan kayu, tetapi nilai estetikanya kalah daripada kayu.
Kemudian ada juga furniture rumah yang terbuat dari kayu olahan. Kayu olahan ini berasal dari serbuk kayu yang sudah dicampur lem kemudian dibentuk menjadi kayu papan. Kayu papan ini bisa dibuat berbagai macam furniture seperti almari, meja, kitchen set, dan lain-lain. Kekurangan dari furniture bubuk kayu adalah mudah sekali ditumbuhi jamur ketika musim hujan atau cuaca sedang dingin.
Saya sudah membuktikannya sendiri. Furniture serbuk kayu di kantor ditumbuhi banyak sekali jamur berwarna putih ketika musim hujan atau cuaca sedang dingin. Kemudian saya mencoba untuk membersihkannya dengan menggunakan lap basah. Saat itu juga jamur putih menghilang, tetapi selang beberapa hari kemudian jamur putih tumbuh lagi.
Tak hilang akal, saya mencoba untuk mengolesi furniture serbuk kayu dengan menggunakan cat Mowilex. Cat Mowilex jenis ini biasanya digunakan untuk melapisi kayu agar lebih awet dan tidak mudah rusak. Orang menyebutnya politur. Setelah saya olesi seluruh bagian furniture, jamur tetap saja muncul.
Mungkin saya tidak memiliki keterampilan dalam bidang furniture. Saya menyerah dan akhirnya saya menggantinya dengan furniture kayu sungguhan.
Pergilah saya ke suatu tempat yang menjual furniture dari kayu. Saya memilih sebuah meja yang terbuat dari kayu mahoni. Saya memilih kayu mahoni ini karena warnanya yang bagus, yaitu cokelat kemerah-merahan dan teksturnya lembut. Ketika saya pegang, kayu ini terasa cukup keras dan saya berharap jamur tidak mampu untuk tumbuh di atasnya.
Apalagi, furniture dengan bahan kayu mahoni ini harganya hampir sama dengan furniture bubuk kayu. Hanya selisih beberapa puluh ribu saja, tapi ini kayu sungguhan. Jadilah saya membeli furniture ini.
Selang beberapa bulan, tepatnya 3 bulan setelah pembelian, saya merasa sedikit kecewa karena kayu mahoni yang dulunya saya puji-puji ternyata menimbulkan masalah baru. Bukan jamur lagi tetapi teter.
Dalam bahasa Indonesia, teter ini seperti hewan kecil yang mengerat kayu. Dia menembus kayu, kemungkinan memakan kayu, dan yang tersisa adalah bubuk bubuk kayu yang sangat lembut, selembut tepung tapioka. Tentu saja area sekitar furniture itu menjadi kotor dan harus dibersihkan secara berkala.
Tentu saja saya tidak memiliki waktu untuk membersihkan furniture rumah setiap hari. Jadi, kayu mahoni bukanlah kayu yang tepat untuk dibuat menjadi furniture rumah tangga. Kemudian saya mencoba untuk mencari solusi di internet, dan ternyata ada cara agar kayu mahoni tidak dimakan oleh teter. Salah satu caranya adalah dengan mengoven, seperti terlihat dalam video di bawah ini:
Tapi kok rasanya saya tidak perlu melakukan treatment seperti di video itu? Jadi, kayu mahoni juga gagal sebagai bahan furniture idaman.
Kemudian saya mencoba untuk mencari alternatif lainnya, yaitu kayu jati Belanda. Kayu jati Belanda memiliki tekstur dan urat kayu yang sungguh indah dipandang. Warna kayunya kuning bersih dan dihiasi dengan urat kayu berwarna coklat. Kalau kita sering melihat film Barat, mereka menggunakan kayu jenis ini untuk berbagai macam furniture seperti rak buku, meja, kursi, dan lain-lain.
Saat ini, kayu jati Belanda sedang ngehits dan digunakan di kafe-kafe dan warung makan, karena warnanya yang cantik membuat suasana menjadi lebih cozy. Pengunjung pun betah berlama-lama di tempat makan itu.

Saya bertanya langsung kepada pembuat furniture jati Belanda, karena saya juga memesan rak buku dari jati Belanda. Apakah jati Belanda ini bisa dimakan rayap Indonesia? Dengan tegas dia menjawab bahwa jati Belanda ini tahan rayap, tidak seperti kayu mahoni yang sebelumnya saya beli. Dan memang sampai saat ini belum ada komplain bahwa kayu jati Belanda ini tidak awet dan dimakan rayap.

Kelebihan kayu jati Belanda adalah harganya yang sedikit lebih murah daripada Jati lokal, tetapi memiliki tekstur warna yang indah. Meskipun ini adalah kayu impor, tetapi harga kayunya lebih murah dibandingkan dengan jati lokal yang ditanam di Indonesia. Silakan coba
Konsultasi desain Kayu Jati Belanda
Contact iwan WA/Telp : 081332156247
Sumber : https://ugetuget.com

0 komentar:

Posting Komentar